Sabtu, 30 Juni 2012

Comeback !

Berasa SNSD yang lagi ngeluarin single baru aja gara-gara pake judul ini. Nggak, aku nggak mendadak terbang ke Korea karena dikrekrut jadi member kesepuluh SNSD, nggak kok. Aku masih setia pada Cherrybelle(?). ( .__. )>
Intinya, i just want to say hi to everyone who missed me so much for this time. Aku kelamaan menghilang ditelan perkuliahan, praktikum, project, sampe-sampe tega ngebiarin blog tercinta yang unyu-unyu ini lumutan dan tidak terawat. ( T ^ T )
Selama masa pertapaan, alhamdulillah aku tetep sehat walafiat dan waras*waktu nulis lagi kekenyangan, aku nggak lagi punya ide nenggak jus apukat sampe mati kembung kalo lagi frustasi. Aku lebih semangat menghadapi hidup ! Terimakasih kepada partai Nas**m yang membawa perubahan !*apaseh ( ' v ' )9
Banyak banget cerita yang pengen aku bagi, dari perkuliahan, cerita cinta, dan cerita bareng temen-temen yang sayang kalo dilewatkan begitu saja tanpa ditulis. Sayangnya aku nggak bisa nulisin disini, nantinya akan aku bahas satu-satu di postingan berikutnya. 
Dengan adanya kesempatan comeback, aku harap bisa menuliskan lebih banyak cerita, ide, dan pesan. Entah baik atau buruk karena efek galau, mohon maklum. Namanya juga anak muda. ( ' - ' )>
Ah~yang jelas i'm back ! Nice to see you again friends ! \( ' v ' )/


Cekidot artwork terbaruku*yang agak gaje  ini ! 
( ' v ' )g



Kamis, 07 Juni 2012

Happy Birthday, Rangga Kunyuk !

Selamat ulang tahun buat Rangga Firmasyah aka Kunyuk ! 
Semoga sukses selalu ! 
*** 
Hari ini aku dan teman-teman merayakan ulang tahun Rangga. Udah semangat banget mau kasih surprise buat Rangga dari jauh-jauh hari. Rencananya kami bakal kasih surprise buat Rangga setelah jam PCD berakhir. 
Sedari seminggu sebelumnya Ana udah semangat banget nyusun rencana buat bikin kejutan buat Rangga. Rencananya awalnya sih, Ana akan bawain Rangga tart kecil ke kampus dan kami bakal bantuin dia pada proses surprisingnya. 
Sempet cengok juga pada awalnya, karena udah bela-belain bawa tart ke kampus dan tinggal tunggu waktunya aja, eh pak dosen PCD malah kasih surprise beneran. Bukan hanya buat Rangga, tapi buat bocah sekelas. 
Presentasi project dadakan jeh ! 
Banyak yang belom dateng, belom ngeprint makalah, belom bikin power point, belom selese pula programnya. Mampus. Untungnya program kelompokku dah selese dan tingga ngeprint makalah. Diutuslah Rangga berkelana ke Kopma buat ngeprint. 
Alhamdulillah presentasi berjalan lancar, pak dosen nggak kebanyakan tanya dan aplikasi udah jalan semua. Alhamdulillah. 
Jam PCD berakhir pukul 12. Udah deg-degan aja menunggu proses surprising. Ana dan Mbak Yuris udah ngeloyor ke kamar mandi bareng Intan buat susun lilin di tart-nya. Sementara aku bertugas menahan Rangga yang terkenal punya motto kuliah kelar—pulang tetap berada di kampus. 
Gampang-gampang susah, apalagi aku masih fokus kelarin resume Code Igniter yang masih tergeletak manis belum disusun sama sekali. Berkali-kali aku harus pura-pura minta bantuin Rangga buat benerin program yang sebenernya udah kelar karena Rangga dengan cekatan udah beresin charger dan siap ngeloyor pulang. Beruntung ada Soni yang juga bantuin nahan Rangga dengan ngajakin Rangga omong-omongan. Fiuh.. 
Sempat merutuki ketiga cewek yang entah kenapa nggak keluar-keluar itu. Aku puyeng antara ngelarin tugas yang deadline-nya satu setengah jam lagi sama nahan Rangga biar nggak ngilang. Nggak lama Mbak Yuris muncul dan bilang kalo Rangga dicari Ana di luar. Woohoo, surprise dimulai ! 
Rangga cengok banget dan hah-hoh aja begitu diseret keluar. Dan kalo nggak aku seret dia bakal cuman berdiri diam di koridor tanpa ngapa-ngapain sementara Ana udah pegangin kue sampai tangan pegel. Setelah proses diplomasi nggak penting dan seret-seretan,akhirnya Rangga masuk perangkap dan menuju ke tempat Ana. 

Selamat ulang tahun~” 
Kami kompak nyanyi bareng-bareng begitu Ana keluar dari persembunyiannya dengan tart penuh lilin*bukan dari lilin bahannya. Konyolnya, kami nyanyi cuman setengah lagu karena sibuk mantengin Rangga yang nggak tahu mau ngomong apa. ( -___- )> 

ekpresi bahagia (?) Rangga. awas apinya nyudut muka itu.. 

birthday boy with his tart

ki-ka : Soni, Intan, Rangga, Ana, aku


birthday boy and the girls, siap bikin band baru #eh

tart punya Rangga, dengan panggilan khas Ana buat Rangga--Kunyuk

Kami bawa tart tersebut ke kelas setelah itu dan bagi-bagi tartnya ke anak-anak kelas PCD yang masih stay di sana. Kami juga asik poto-poto ria setelah itu. Tanpa diduga Rangga balas dendam setelahnya, dia sukses comotin krim tartnya ke pipiku, Ana dan Mbak Yuris. Mendadak suasana rame karena perang comot-comotan krim sisa tart. Doh, muka jadi lengket semua nih*elus pipi. Paling parah mah Soni, tanpa curiga dia masuk ke medan perang dan sukses mendapati setengah bagian wajah kanannya belepotan krim. 

korban perang krim

Seusai cuci muka dan bersih-bersih pake tisu, kami pun berencana makan di luar ditraktir Rangga. Yey ! 
Setelah awalnya batal ke depot Ikana karena tutup, kami pun langsung meluncur ke Pizza Hut Matos. Uyeaah ! Seneng banget. Rangga pesenin kami pake delight berempat yang dilahap dengan penuh sukacita oleh kami semua. Alhamdulillah, makasih banyak Rangga ! 




Mbak Yuris yang dkerjain dengan menghabiskan semua cola



Abis makan kenyang, kami pun bubar jalan karena masih ada praktikum BDL jam 4 sore nanti. Ah seneng banget bisa ngerayain ultah Rangga hari ini. Sekali lagi, HBD Rangga ! 

Minggu, 03 Juni 2012

Deceived

Saking sebelnya sama cowok ini—sebut saja B, aku sampe nulis status begini di Facebook dan Twitter. 



Aku merasa dibohongi. Selama ini aku udah percaya sama dia, percaya kalo dia adalah cowok yang baik, yang perhatian, bla bla bla, tapi ujung-ujungnya keberadaanku dijadikan salah satu bagian omong kosongnya. Damn. 

Just Like Mine

Semalam aku maen-maen dulu ke kost Ana setelah makan mie setan rame-rame. Disana aku cerita-cerita banyak sama Ana. Dia cerita soal her ex’s. Mendengar ceritanya, entah kenapa aku kemudian teringat dengan ceritaku dengan Mon, entah kenapa aku seperti mendengar diriku sendiri bercerita padaku. Nggak, aku nggak akan menceritakan masalah Ana dan her ex’s disini. Aku akan cerita ceritaku dengan Mon aja. :) 
*** 
Pada awalnya aku merasa sangat bahagia menjadi pacar Mon. aku pacar pertamanya, dan dia juga pacar pertamaku. Lebih lagi dia adalah cinta pertamaku dan aku mengenalnya sejak 6 tahun sebelum kami jadian dan kami juga telah bersama sejak itu. 
Mon adalah cowok paling keren di sekolah saat itu. Mon sangat tampan, baik hati, pintar, dan tentunya memiliki banyak penggemar. Aku bingung kenapa Mon memilihku sebagai pacarnya, tapi yang kutahu banyak sekali cewek-cewek yang menyukai Mon tidak menyukaiku karena Mon menjadikanku pacarnya. 
Dua bulan kami awal jadian, belum ada masalah dalam hubunganku dan Mon. Hingga kemudian kami lulus dan bersekolah di sekolah yang sama. Semenjak itu, mulai banyak cerita-cerita tidak mengenakkan soal Mon. Mulai dari dia sms-an dengan banyak cewek dari berbagai kelas, sering telponan sama kakak kelas, hingga terlihat jalan dengan cewek lain. 
Pada awalnya aku menutup mata, telinga, atas kabar tersebut. Aku tetap percaya pada Mon. Hingga akhirnya aku mengetahui sendiri kebenaran berita-berita itu. Aku menemukan Mon dikerubuti banyak sekali cewek saat pulang sekolah dan dengan bahagianya kemudian dia pulang bersama mereka. Aku juga tahu sendiri bagaimana Mon bersikap pada teman-teman ceweknya. 
Keadaan memburuk, apalagi setelah cewek-cewek yang dekat dengan Mon tahu jika Mon berpacaran denganku. 
Setiap aku melewati lorong, tatapan-tatapan sinis dari cewek-cewek yang menyukai Mon terarah padaku seakan mengejekku, bahkan yang kini dekat dengan Mon bernama Yuari selalu tertawa sinis padaku setiap bertemu denganku. 
Aku awalnya hanya diam dan tidak menggubris apapun. Aku mencoba bertahan. Sayangnya kemudian aku tahu, aku hanya bertahan sendirian tanpa ada kekuatan dan alasan apapun, bahkan dari Mon. 
Suatu saat aku berpapasan dengan Mon di tangga. Dia sedang berjalan dengan seorang teman cowoknya. Aku dengan ceria tersenyum padanya dan menyapanya, 

Hei, lihat cewek itu berani menyapamu..” ujar temannya. Aku pikir Mon akan membelaku dan membalas sapaku, tapi kemudian Mon hanya tertawa sinis dan kemudian melenggang pergi, bahkan dia tidak meminta maaf setelah itu. 
Belum cukup, kemudian seorang cewek datang menghina-hinaku. Bodohnya aku hanya diam tanpa bisa berbuat apa-apa. Bahkan Dyah—temanku, sudah melepas pantovelnya dan hampir menggampar cewek tadi saking marahnya, sedangkan aku tak berkutik. Aku tidak ingin putus dari Mon, karena aku sayang pada Mon. Aku berpikir Mon akan berubah. 
Sayangnya tidak. Setelah itu sikap Mon padaku makin dingin. Aku pun muak dan ingin bertanya padanya karena selama ini aku tidak pernah digubrisnya. Suatu pagi aku ingin menemui Mon di kedai depan sekolah di seberang jalan. Pikiranku kosong saat aku menyeberang, jadi kemudian aku ditabrak pengendara sepeda hingga aku terjatuh di tengah jalan. 
Awalnya aku tidak menangis karena rasanya tidak sakit sama sekali. Tapi kemudian aku menangis karena tahu Mon hanya berjalan melewatiku tanpa menolehku sama sekali. :’( 
Aku kemudian sadar. Aku tidak punya alasan lagi untuk bertahan. Mon tidak layak untuk dipertahankan. Dia tidak pernah menghargai usahaku untuk berusaha berada di sampingnya. Dia tidak menghargai usahaku untuk bertahan tetap berada di sisinya. 
Aku memantapkan diri untuk putus dan menjauh dari Mon. Aku tidak sakit hati begitu dia kemudian memutuskanku. Aku justru merasa lega. Aku memberikannya hadiah terakhir yang berupa lukisan potret dirinya. 
Aku kemudian membuang puisi-puisinya yang telah aku hancurkan juga membuang semua diariku yang berisi cerita tentangnya dan semua foto dirinya. 
Aku tahu aku masih sangat menyayanginya dan mungkin akan menerimanya jika dia berubah. Tapi aku sadar, menyatukan dua bagian puzzle yang tidak cocok dengan paksa akan menghancurkan bagian puzzle lain yang telah disusun. Jadi aku bertekad pada diriku sendiri aku akan membuktikan hidupku akan baik-baik saja tanpa dia. 


ambil keputusan yang tepat !

*** 
Sekarang, 6 tahun setelah putus banyak sekali bagian dari hidupku yang berubah. Aku kini kuliah semester 4 di Teknik Informatika, aku menempuh dua kali program akselerasi di SMP dan SMA. Aku punya keluarga yang bahagia, aku punya teman-teman yang menyayangiku, dan tentunya aku punya orang yang aku sukai dan tentunya lagi lebih baik dari Mon, Bear. :) 
Aku baikan dengan Mon 2 tahun lalu, kami masih berteman baik sampai sekarang dan tidak pernah mengungkit masa lalu. Mon baru saja lulus SMA dan punya teman-teman yang menyenangkan. Mon juga punya pacar yang manis bernama Di, yang juga merupakan pacar kesepuluhnya
:) 

" Buat kalian yang sedang patah hati, jangan galau ya. Aku yakin kalian baik-baik saja dan akan menemukan yang jauh lebih baik. Kalian harus buktikan hidup kalian baik-baik saja, bahkan akan lebih baik tanpanya dan bahkan lebih baik dari hidupnya.. "

Kesetanan Mie Setan

Hi again, everyone. Kali ini aku akan cerita pengalamanku makan mie setan. \( ^ ^ )/ 
Ohoho, jangan berpikir jadwalku longgar banget terus aku sering jalan-jalan ya, rencana ke mie setan ini aja merupakan rencana dadakan dan menjadi wujud pelarian setelah 7 jam berada di SC dan berkutat dengan Code Igniter yang sukses bikin pengen jedotin kepala ke layar laptop. 
Personel icip-icip mie setan kali ini terdiri dari aku, Ana, Mbak Yuris, Arum, Teguh, Gopi, dan Rangga. Tadinya Zul mau ikut tapi batal. Andre juga sempat merengek-rengek minta ikut tapi entah kenapa nggak jadi. Akhirnya tinggal kami bertujuh deh. ( -__- )> 
Kami berangkat jam 15.30—30 menit lebih awal dari jam buka, untuk mengantisipasi antrean yang panjang. Sebelum berangkat, kami shalat ashar dulu di mushala Poltek. Belum-belum suasana heboh karena Rangga bersikeras pinjem mukenah karena dia cuman pake celana selutut. ( -___- ) 
Setelah shalat ashar, kami bukannya langsung berangkat malah mengadakan sesi poto-poto dulu demi mengabadikan wajah cerah ceria sebelum berganti ekspresi wajah suram karena mules. Sesi poto-poto kembali heboh dengan atraksi silat dadakan Gopi yang entah  kenapa mendadak menendang Rangga dan sukses tertangkap kamera. ( -____- )

semacam formasi pemeran sinetron, 
ki-ka : (cowok) Rangga, Gopi, Teguh, (cewek) Arum, Ana, aku


pose Rangga macho abis.. :p


atraksi silat dadakan ala Gopi 
yang secara tidak sengaja mengekspos sandal kuning-birunya yang eksotis ( .__. )

Kami akhirnya benar-benar berangkat ke kedai mie setan yang terletak di Jalan Bromo setelah sesi heboh selesai. 
*** 
Kedai mie setan ini cozy banget karena tempatnya merupakan rumah yang kemudian disulap jadi kedai makan. Disini disediakan tempat duduk di luar dan di dalam. 
Tempat duduk di bagian dalam kedai memang nyaman, tapi sayangnya sedikit terkesan sempit dan panas. Seangkan tempat duduk di bagian luar kedai lebih asoy karena adanya angin sepoi-sepoi dan nuansa asik karena berada di ruang terbuka. 
Sayangnya, tempat duduk luar jadi pilihan yang paling tidak disarankan ketika hujan dadakan karena bakal mengubah mie setan yang keringan mendadak jadi berkuah—alias bikin kamu basah kuyup karena di tempat duduk luar ini nggak ada teduhannya. ( .__. )> 
Oiya, tempat duduk ini nantinya ditunjukin sama waiter setelah kita memesan di kasir dan nantinya sama waiter kita bakal dicariin tempat yang kiranya kosong, nyaman, dan tentunya sesuai sama jumlah pemesan. Asik banget kan ? Pelanggan nggak usah repot-repot muter-muter seantero kedai untuk mencari tempat duduk. Tinggal tunggu waiter panggil-panggil nama dan segera ngikutin mereka ke tempat duduk. ( ^ ^ )g 
*** 
Setelah proses diskusi yang lagi-lagi heboh, kami akhirnya menentukan pesanan masing-masing. Teguh dan Arum yang nggak begitu kuat makan makanan pedas, memesan mie setan level 1 yang jumlah cabenya 15. Aku dan Mbak Yuris yang lebih tahan, memesan level 2 yang jumlah cabenya 24. Rangga dan Gopi yang maniak sama makanan pedas, memesan mie setan level 3 yang jumlah cabenya lebih dari 30 biji. Meski beda level, harga mie setan semuanya dipukul rata seharga 8 ribu rupiah. Asoy banget nggak tuh ? Pas banget buat kantong mahasiswa. :) 



Oiya, Ana nggak pesen mie, dia pesen dim sum. Untuk dim sum, kisaran harganya cuman 8-10 ribu dengan isi 3-5 biji dim sum. Yah, agak nyedot kantong sih tapi bisa disiasati dengan patungan rame-rame. :p 
Kami—kecuali Arum dan Ana, nggak pesen minum karena udah bawa aqua gede satu botol dan dua botol lain bervolume 1,5 liter air. Arum pesen es genderuwo*yang bentuknya ternyata nggak seserem namanya, seharga 9 ribu, dan Ana pesen es tuyul, pas sama porsi mininya yang setara satu sloki penuh, seharga 5 ribu. ( .__. )> 
Setelah selesai pesan, kami dianterin mas waiter yang sedari tadi heboh panggil-panggil namaku, yang jadi tumbal dan terpaksa dicantumin di daftar pesanan sebagai penanggungjawab. Sumpah, masnya jayus banget becandanya, 

Icha ? Bukan yang di dinding kan ?” katanya sambil ketawa-ketawa nggak jelas, sementara aku nyengir jelek. Plis deh. ( -__- )” 

Kami kemudian dianterin ke tempat duduk yang cukup buat 8 orang dan berada di pojok luar. Sembari nunggu pesanan kami poto-poto lagi. Sesi poto-poto kali ini lebih heboh karena banyolan Arum dan Rangga. Teguh juga sempet-sempetnya pinjem minuman Ana, cuman buat properti poto, biar gaya gitu. :p 


tentang foto ini, Arum : 'Kok aku malah kelihatan kayak ibumu, Gop ?!'  ( .__. )"

Ana bersama dimsumnya, dan Rangga dengan.. es genderuwo milik Arum ( -__- )

Teguh dan Rangga dengan minuman 'pinjaman' :p


Nggak lama kemudian pesanan datang. Whoa, takjub banget lihat mie dengan sambel menggunung begitu. Udah nelen ludah saking lapar dan takutnya. Anak-anak langsung hap aja, sedangkan aku berdoa dulu, semoga nggak diare setelah makan ini. 
Mamah, maapkan anakmu yang nakal ini. Udah dilarang makan pedes tapi nekat. Bismillah.. ( > w < ) 


ini nih wujud mie setannya (nyomot dari Google karena ga sempet ambil foto sendiri)

*** 
Sukses kesetanan, benar-benar dua kata yang tepat diungkapkan setelah melahap mie setan. Heboh. Bukan hanya pedes mie setannya, tapi cara makan kami yang sedikit kalap kayak orang barbar. Berapa kali minuman Arum digilir dari tangan ketangan, berapa kali pula aqua gede jadi rebutan, nggak luput tisu dua boks habis jadi bahan tarik-tarikan. 
Muka kami merah semua dan mata kami berair kayak orang habis nangis. Gopi langsung meringkuk karena perutnya panas, Teguh makin mesra dengan aqua botolnya. Hanya aku, Mbak Yuris, Arum, dan tentunya Ana yang makan dim sum tanpa masalah yang terlihat kalem. 
Rangga ? Jangan tanya. Ekpresinya sukses bikin kami ngakak keras-keras. Ekpresinya persis orang linglung, seakan separoh nyawanya habis tertelan bersama mie setan. Kemudian dia memandang kami satu persatu dengan tatapan kosong. Wajahnya merah banget, matanya berair, ingusnya kemana-mana, bibirnya bengkak pula ! Astaga.. 
Kayaknya masnya salah kasih nih, ini level 5 bukan 3..” celetuknya kemudian masih dengan ekpresi yang sama. Sontak kami lihat piring Rangga yang kini isinya cuman lautan sambel. Kami mengangguk-angguk paham. Sepertinya Rangga tidak sengaja makan mie dengan level yang salah, karena jumlah sambel Rangga jauh lebih banyak daripada Gopi, padahal sama-sama pesen level 3. ( .__. ) 
Aku bingung antara pengen ketawa dan kasihan lihat ekpresi Rangga yang benar-benar memprihatinkan karena kepedesan. Kami kemudian akhirnya memesankan es jeruk buat Rangga biar nyawanya utuh kembali. 
( -___- )” 


Rangga setelah nekat melahap level 5, perhatikan piringnya !

Setelah memesan es jeruk, kami bubar jalan. Aku nggak langsung pulang, tapi maen ke kos Ana dulu setelah nemenin dia beli brownies Amanda. Aku sempet update twitter juga, dan menemukan tweet Rangga yang dengan bangganya bilang dia udah makan mie setan level 5 dengan selamat. Hahaha.. :D 

Sabtu, 02 Juni 2012

Chachabear

Aku persembahkan gambar berikut, hasil karya dadakan di tengah jam PCD. Entah dapet ide dari mana, yang jelas aku pengen minta maaf banget karena udah nyuekin pak dosen PCD yang cakep yang udah cuap-cuap dengan semangat di depan kelas. Meski merasa berdosa setelah nyuekin pak dosen, tapi aku merasa sedikit bangga. Yah, setidaknya aku berhasil menerapkan ilmu yang telah diberikan oleh beliau*halah
Betewe, aku bikin gambar ini karena kangen banget sama panggilan ini. Kangen banget dipanggil ini sama dia.. :’(


Minggu, 27 Mei 2012

MTD, Uyeahh !

Hi, everyone ! 
Alhamdulillah, meski tugas dan project seabrek dan nggak berhenti bikin frustasi aku masih sempet refreshing bareng temen-temen. Aku menghabiskan Sabtu sore hingga malam minggu di MTD bareng Mbak Yuris, Ana, Teguh, dan 'AWe' Winarno. :)
Festivalnya seru sih, tapi capeknya itu lho. Bikin kapok. Pulang-pulang badan pegel, kaki gempor, dan tulang belakang berasa mau patah*oles balsem. ( -___- )” 
*** 
Seperti biasa, setiap tahunnya di Malang selalu diadakan Malang Tempoe Doeloe, Festival Malang Kembali. Festival ini diadakan untuk memunculkan kembali suasana tempoe doeloe di kota Malang. Lokasi MTD berada di Simpang Ijen yang memang masih memiliki nuansa jadul, dimana rumah-rumah gede dan kuno bergaya tempoe doeloe dan sebuah gereja tua masih berdiri di sana. Jajanan yang tersedia di MTD juga jajanan tempoe doeloe yang nggak bisa ditemui di hari-hari biasa. Misalnya saja es gandhul, gulali, tebu, klanting, dan jajanan jadul lain. 





Tahun ini MTD hanya diadakan selama 4 hari, yakni dari tanggal 24-27 Mei 2012, tidak seperti tahun kemarin yang 5 hari atau malah tahun-tahun sebelumnya yang bahkan bisa sampai satu minggu. Alasannya, karena saking banyaknya pengunjung, keamanan, kebersihan, jadi tidak terjaga. Jadi acara yang tadinya seminggu diubah jadi cuman 3-4 hari. :)
Sebenarnya kami sudah mendiskusikan keinginan ke MTD sejak hari Senin malam lalu saat makan ramen rame-rame. Pengennya ke MTD hari Kamis saat pembukaan, tapi sayangnya banyak yang tidak bisa karena di hari Jumat banyak praktikum. Aku sendiri ada acara dari jam 09.30 sampai malam. Jam 09.30 kuliah, jam 13.00 ada wawancara untuk screening komunitas IT, jam 14.30 praktikum, jam 17.00 demo program, dan jam 18.30 praktikum lagi. Sibuk maksimal. 
Kemudian kami rundingan lagi di Facebook dan Twitter, dan akhirnya disepakati bahwa kami pergi ke MTD Sabtu sore. Jadi hari Minggu bisa ngerjakan tugas lagi, dan yang penting tidak mengganggu kegiatan lain. 
Sabtu pagi aku masih harus menghadiri diklat ruang jam 09.00-12.30. Diklat ruang ini merupakan tahap kedua setelah tahap screening. Aku menghadiri diklat ruang bersama Mbak Yuris, Intan, Gopi dan Soni serta Alfa yang memang sudah gabung dengan komunitas ini sejak dua tahun lalu. Acaranya seru dan ngebanyol abis, apalagi di sesi games. Mbak Yuris sampe masuk semifinal segala karena sering kalah dan dapat hukuman nyanyi ‘iwak peyek’ sambil joget di depan anggota baru komunitas dan panitia. :D
Setelah diklat ruang, kami berempat eks. Alfa dan Gopi makan siang di Kopma. Setelah makan Soni dan Intan pulang karena capek, sementara aku, Mbak Yuris dan Gopi ke SC. Mbak Yuris dan Gopi memang ada rapat komunitas Nokia UB. Sementara aku cuman ngenet-ngenet doang di sana. :p
Mereka berdua rapat lumayan lama, hingga akhirnya jam 3 aku sms Ana buat temenin. Gondok banget nungguin rapat yang durasinya hampir dua jam, hanya dengan berteman lappy dan adek tingkat angkatan 2011 yang ramenya naudzubillah dan jadi pengen ngospekin mereka lagi. ( > w < ) 
Jam 4 sore, personil MTD kumpul lengkap. AWe juga udah dateng lengkap dengan baju batiknya persis orang mau kondangan. Teguh yang tadinya ditungguin lama pun trenyata udah nongkrong di depan mading lantai dua. Kami pun berangkat. Gopi nyusul ke TKP, sementara dia mau jemput Tari—ceweknya, dulu. Aku bonceng Ana dan Mbak Yuris bonceng Teguh. AWe sendirian, miris banget kelihatannya. Tapi gemes juga, jadi pengen bikini spanduk gede bertuliskan ‘Forever Alone’ biar dipasang di belakang motornya, hihi. :p
Setelah sempat terjebak macet, jam setengah 5 sore kami tiba di lokasi parkir yang lumayan dekat dari lokasi MTD, sekitar 200 meter. Nggak ada lagi yang paling dekat, soalnya 100 meter dari MTD aja udah penuh sesak dengan orang. 
Setelah memarkir motor, kami jalan rame-rame*iyalah, masa gendong-gendongan ke lokasi MTD. Aku dan Mbak Yuris segera antisipasi keamanan dengan memindah tas ke depan. Bodohnya aku bawa laptop hari ini. Alamat pundak pegel setengah mati karena jalan-jalan harus bawa lappy. Yah, tapi gimana lagi coba, aku kan nggak pulang dari tadi pagi. Males juga mau bolak-balik kampus-kos cuman buat naruh tas aja. Lagipula, kalau nggak ada laptop kan mati gaya di SC tadi. Mau ngapain coba ? Tidur ? Godain adek tingkat ? *eh. Jadilah bela-belain bawa laptop, dan beruntungnya si lappy bisa ikut MTD-an juga hari ini. ( -___- )” 
Kami bertemu dengan banyak orang di MTD. Baru beberapa meter jalan, kami ketemu Mas Ari, kakak tingkat angkatan 2008. Mas Ari lagi jualan, entah jualan apa. Kami nggak mampir, cuman senyam-senyum nggak jelas aja sama si Mas. Nggak lama kemudian, kamu juga ketemu Pak Dosen PCD yang lagi jalan sama ceweknya yang notabene kakak tingkat angkatan 2009. Sempet salting juga pada awalnya, tapi kemudian kami cuman nyengir nggak jelas ke arah Pak Dosen dan pacarnya. Agak nyesel juga ketemu Pak Dosen, niat beli es gandhul jadi batal dan terpaksa kami langsung jalan aja. 
Meski ketemu banyak orang yang menyenangkan, perjalanan awal sdi MTD kurang nyaman. Selain banyak banget orang, sehingga jalan susah dan kudu mega-megap buat bisa nafas, yang paling nggak ngenakin tuh waktu ada delman lewat. Horor banget tau nggak. Tiba-tiba kamu jalan, dan mendadak begitu kamu noleh ke belakang kamu face to face sama kuda. Saking kagetnya, ada pasangan yang asik gandengan tangan harus lari kocar-kacir menyelamatkan diri biar nggak diterjang delman, udah berapa kali Ana juga teriak-teriak ketakutan gara-gara dikagetin kuda. Bahkan yang lucu, ada ibu-ibu asik jalan nggak sadar dia udah hampir dicium sama kuda. ( .___. )” 
Beralih dari masalah perkudaan, kami juga ketemu rombongan Ewik dan langsung asik berdadah-dadah ria sambil senyam-senyum manis dan ceria sebelum jalan lagi. Nggak lama,  kami juga ketemu Mas Anthony, senior di komunitas baru yang kemaren menanganiku saat screening. Mas Anthony lagi ngamen eh nyanyi bareng grupnya, kayaknya anggota choir gitu deh. Karena udah ditungguin lama tapi grupnya nggak nyanyi-nyanyi, kami pun jalan lagi. 
Di tengah perjalanan, tiba-tiba Ana ketakutan setengah mati dan lari begitu aja. Aku yang notabene tadinya gandengan sama Ana langsung ketarik-tarik dan hampir jatuh terjengkang. Ana takut banget sama ular dan tanpa disadari di seberang jalan ada pertunjukan semacam atraksi untuk berpoto ria bareng ular. Ular yang dijadikan aksesoris foto segede lengan manusia dewasa. Pantesan, gimana Ana nggak ketakutan. ( -___- )” 
Setelah peristiwa menegangkan barusan, kami berhenti buat beli gulali. Tapi aku nggak beli. Kami kemudian berhenti dulu di depan mobil kuno sambil makan gulali. Selain capek dan pengen istirahat, juga sembari menunggu Gopi yang katanya udah sampai di TKP. Di tengah asoy-nya suasana, ada sekumpulan cewek, yang kayaknya masih SMP bikin sebel banget dengan tingkahnya yang menye-menye banget. Pengen nyolok pake stik gulali aja bawaannya. Ana dan Mbak Yuris udah pengen nyakar-nyakar saking sebelnya, untungnya nggak lama kemudian, Gopi dan Tari terlihat di antara kerumunan sebegitu banyaknya orang sehingga kami nggak usah diam di tempat itu lama-lama. 
Kami sampai ujung jalur pertama jam 6. Super sekali. Kami langsung saja ke masjid di kawasan Ijen Nirwana buat shalat maghrib. Eh, nggak nyangka aku ketemu Mas Rizki, sepupuku di sana. Aku nggak shalat dan nunggu Teguh, Ana, Win, dan Gopi bareng Tari dan Mbak Yuris di depan toko. Abis shalat maghrib, kami makan dulu di warung nasi goreng deket situ. Enak banget loh, meski agak nggak pas sama kantong anak kos. Sepiring nasi goreng 7000 ditambah es jeruk 3000, jadi sekali makan 10000. Tapi pedes nasinya pedes cabe alami dan baru dibikin pas mau goreng, bisa request juga pula. Ah, kapan-kapan makan di sana lagi deh. :) 
Abis makan, kami jalan lagi lewat jalur satunya menuju parkiran di ujung dunia sana untuk pulang. Kami sempet kepisah-pisah. Aku tetep bareng Ana dan Mbak Yuris, gandengan tangan. Mesra banget dah pokoknya. Dua orang ini santai banget jalannya, sementara aku pengen nyalip-nyalip orang-orang di depanku saking nggak betahnya. Kemudian kami teralihkan oleh es gandhul yang kayaknya seger banget. Ehehe, alhamdulillah es gandhulnya membawa berkah. Rombongan kembali ketemu setelah tadi terpisah. :p
Lega banget gitu rasanya begitu lewat pintu gerbang, pengen teriak-teriak 'Freedoom !' saking senengnya karena bisa nafas setelah sepanjang jalan tadi cuman megap-megap. Sayangnya, begitu sampai di parkiran, derita belum selesai. Motor susah keluar karena mojok banget tempatnya. Setelah perjuangan keras sampe menahan marah karena dipanggil ibu mulu sama tukang parkirnya, alhamdulillah Ana bisa mengeluarkan motor dari parkiran dan kami bisa pulang. Fiuh. 
Aku sampai di kos, jam 20.30 malam. Capek maksimal. Duduk dulu di halaman depan sambil selonjorin kaki saking payahnya. Setelah itu aku langsung mandi dan keramas lengkap dan pake balsem juga dan langsung tidur. 
Kapok. Nggak lagi deh tahun depan begini.. ~( T ^ T ~)


Berikut dokumentasi dari AWe dan Teguh,












 

Template by Blogger Candy