Hi, everyone !
Alhamdulillah, meski tugas dan project seabrek dan nggak berhenti
bikin frustasi aku masih sempet refreshing bareng temen-temen. Aku menghabiskan
Sabtu sore hingga malam minggu di MTD bareng Mbak Yuris, Ana, Teguh, dan 'AWe'
Winarno. :)
Festivalnya seru sih, tapi capeknya itu lho. Bikin kapok.
Pulang-pulang badan pegel, kaki gempor, dan tulang belakang berasa mau patah*oles balsem. ( -___- )”
***
Seperti biasa, setiap tahunnya di Malang selalu diadakan Malang
Tempoe Doeloe, Festival Malang Kembali. Festival ini diadakan untuk memunculkan
kembali suasana tempoe doeloe di kota Malang. Lokasi MTD berada di Simpang Ijen
yang memang masih memiliki nuansa jadul, dimana rumah-rumah gede dan kuno
bergaya tempoe doeloe dan sebuah gereja tua masih berdiri di sana. Jajanan yang
tersedia di MTD juga jajanan tempoe doeloe yang nggak bisa ditemui di hari-hari
biasa. Misalnya saja es gandhul, gulali, tebu, klanting, dan jajanan jadul
lain.
Tahun ini MTD hanya diadakan selama 4 hari, yakni dari tanggal
24-27 Mei 2012, tidak seperti tahun kemarin yang 5 hari atau malah tahun-tahun
sebelumnya yang bahkan bisa sampai satu minggu. Alasannya, karena saking
banyaknya pengunjung, keamanan, kebersihan, jadi tidak terjaga. Jadi acara yang
tadinya seminggu diubah jadi cuman 3-4 hari. :)
Sebenarnya kami sudah mendiskusikan keinginan ke MTD sejak hari
Senin malam lalu saat makan ramen rame-rame. Pengennya ke MTD hari Kamis saat
pembukaan, tapi sayangnya banyak yang tidak bisa karena di hari Jumat banyak
praktikum. Aku sendiri ada acara dari jam 09.30 sampai malam. Jam 09.30
kuliah, jam 13.00 ada wawancara untuk screening komunitas IT, jam 14.30
praktikum, jam 17.00 demo program, dan jam 18.30 praktikum lagi. Sibuk
maksimal.
Kemudian kami rundingan lagi di Facebook dan Twitter, dan akhirnya
disepakati bahwa kami pergi ke MTD Sabtu sore. Jadi hari Minggu bisa ngerjakan
tugas lagi, dan yang penting tidak mengganggu kegiatan lain.
Sabtu pagi aku masih harus menghadiri diklat ruang jam
09.00-12.30. Diklat ruang ini merupakan tahap kedua setelah tahap screening.
Aku menghadiri diklat ruang bersama Mbak Yuris, Intan, Gopi dan Soni serta Alfa
yang memang sudah gabung dengan komunitas ini sejak dua tahun lalu. Acaranya
seru dan ngebanyol abis, apalagi di sesi games. Mbak Yuris sampe masuk semifinal
segala karena sering kalah dan dapat hukuman nyanyi ‘iwak peyek’
sambil joget di depan anggota baru komunitas dan panitia. :D
Setelah diklat ruang, kami berempat eks. Alfa dan Gopi makan siang
di Kopma. Setelah makan Soni dan Intan pulang karena capek, sementara aku, Mbak
Yuris dan Gopi ke SC. Mbak Yuris dan Gopi memang ada rapat komunitas Nokia UB.
Sementara aku cuman ngenet-ngenet doang di sana. :p
Mereka berdua rapat lumayan lama, hingga akhirnya jam 3 aku sms
Ana buat temenin. Gondok banget nungguin rapat yang durasinya hampir dua jam,
hanya dengan berteman lappy dan adek tingkat angkatan 2011 yang ramenya
naudzubillah dan jadi pengen ngospekin mereka lagi. ( > w < )
Jam 4 sore, personil MTD kumpul lengkap. AWe juga udah dateng lengkap
dengan baju batiknya persis orang mau kondangan. Teguh yang tadinya ditungguin
lama pun trenyata udah nongkrong di depan mading lantai dua. Kami pun
berangkat. Gopi nyusul ke TKP, sementara dia mau jemput Tari—ceweknya, dulu.
Aku bonceng Ana dan Mbak Yuris bonceng Teguh. AWe sendirian, miris banget
kelihatannya. Tapi gemes juga, jadi pengen bikini spanduk gede bertuliskan ‘Forever
Alone’ biar dipasang di belakang motornya, hihi. :p
Setelah sempat terjebak macet, jam setengah 5 sore kami tiba di
lokasi parkir yang lumayan dekat dari lokasi MTD, sekitar 200 meter. Nggak
ada lagi yang paling dekat, soalnya 100 meter dari MTD aja udah penuh sesak
dengan orang.
Setelah memarkir motor, kami jalan rame-rame*iyalah, masa
gendong-gendongan ke lokasi MTD. Aku dan
Mbak Yuris segera antisipasi keamanan dengan memindah tas ke
depan. Bodohnya aku bawa laptop hari ini. Alamat pundak pegel setengah
mati karena jalan-jalan harus bawa lappy. Yah, tapi gimana lagi coba, aku kan nggak
pulang dari tadi pagi. Males juga mau bolak-balik kampus-kos cuman buat naruh
tas aja. Lagipula, kalau nggak ada laptop kan mati gaya di SC tadi. Mau ngapain
coba ? Tidur ? Godain adek tingkat ? *eh. Jadilah bela-belain bawa
laptop, dan beruntungnya si lappy bisa ikut MTD-an juga hari ini. ( -___-
)”
Kami bertemu dengan banyak orang di MTD. Baru beberapa meter
jalan, kami ketemu Mas Ari, kakak tingkat angkatan 2008. Mas Ari lagi jualan,
entah jualan apa. Kami nggak mampir, cuman senyam-senyum nggak jelas aja sama
si Mas. Nggak lama kemudian, kamu juga ketemu Pak Dosen PCD yang lagi jalan
sama ceweknya yang notabene kakak tingkat angkatan 2009. Sempet salting juga
pada awalnya, tapi kemudian kami cuman nyengir nggak jelas ke arah Pak Dosen
dan pacarnya. Agak nyesel juga ketemu Pak Dosen, niat beli es gandhul jadi
batal dan terpaksa kami langsung jalan aja.
Meski ketemu banyak orang yang menyenangkan, perjalanan awal sdi
MTD kurang nyaman. Selain banyak banget orang, sehingga jalan susah dan kudu
mega-megap buat bisa nafas, yang paling nggak ngenakin tuh waktu ada delman
lewat. Horor banget tau nggak. Tiba-tiba kamu jalan, dan mendadak begitu kamu
noleh ke belakang kamu face to face sama kuda. Saking kagetnya, ada pasangan
yang asik gandengan tangan harus lari kocar-kacir menyelamatkan diri biar nggak
diterjang delman, udah berapa kali Ana juga teriak-teriak ketakutan gara-gara
dikagetin kuda. Bahkan yang lucu, ada ibu-ibu asik jalan nggak sadar dia udah
hampir dicium sama kuda. ( .___. )”
Beralih dari masalah perkudaan, kami juga ketemu rombongan Ewik
dan langsung asik berdadah-dadah ria sambil senyam-senyum manis dan ceria
sebelum jalan lagi. Nggak lama, kami juga ketemu Mas Anthony, senior di
komunitas baru yang kemaren menanganiku saat screening. Mas Anthony lagi ngamen
eh nyanyi bareng grupnya, kayaknya anggota choir gitu deh. Karena udah ditungguin lama tapi grupnya
nggak nyanyi-nyanyi, kami pun jalan lagi.
Di tengah perjalanan, tiba-tiba Ana ketakutan setengah mati dan
lari begitu aja. Aku yang notabene tadinya gandengan sama Ana langsung
ketarik-tarik dan hampir jatuh terjengkang. Ana takut banget sama ular dan
tanpa disadari di seberang jalan ada pertunjukan semacam atraksi untuk berpoto
ria bareng ular. Ular yang dijadikan aksesoris foto segede lengan
manusia dewasa. Pantesan, gimana Ana nggak ketakutan. ( -___- )”
Setelah peristiwa menegangkan barusan, kami berhenti buat beli
gulali. Tapi aku nggak beli. Kami kemudian berhenti dulu di depan mobil kuno
sambil makan gulali. Selain capek dan pengen istirahat, juga sembari menunggu
Gopi yang katanya udah sampai di TKP. Di tengah asoy-nya suasana, ada
sekumpulan cewek, yang kayaknya masih SMP bikin sebel banget dengan tingkahnya
yang menye-menye banget. Pengen nyolok pake stik gulali aja bawaannya. Ana dan
Mbak Yuris udah pengen nyakar-nyakar saking sebelnya, untungnya nggak lama
kemudian, Gopi dan Tari terlihat di antara kerumunan sebegitu banyaknya orang
sehingga kami nggak usah diam di tempat itu lama-lama.
Kami sampai ujung jalur pertama jam 6. Super sekali. Kami langsung
saja ke masjid di kawasan Ijen Nirwana buat shalat maghrib. Eh, nggak nyangka
aku ketemu Mas Rizki, sepupuku di sana. Aku nggak shalat dan nunggu Teguh, Ana,
Win, dan Gopi bareng Tari dan Mbak Yuris di depan toko. Abis shalat maghrib,
kami makan dulu di warung nasi goreng deket situ. Enak banget loh, meski agak
nggak pas sama kantong anak kos. Sepiring nasi goreng 7000 ditambah es jeruk
3000, jadi sekali makan 10000. Tapi pedes nasinya pedes cabe alami dan baru
dibikin pas mau goreng, bisa request juga pula. Ah, kapan-kapan makan di sana
lagi deh. :)
Abis makan, kami jalan lagi lewat jalur satunya menuju parkiran di
ujung dunia sana untuk pulang. Kami sempet kepisah-pisah. Aku tetep bareng Ana
dan Mbak Yuris, gandengan tangan. Mesra banget dah pokoknya. Dua orang ini
santai banget jalannya, sementara aku pengen nyalip-nyalip orang-orang di
depanku saking nggak betahnya. Kemudian kami teralihkan oleh es gandhul yang
kayaknya seger banget. Ehehe, alhamdulillah es gandhulnya membawa berkah.
Rombongan kembali ketemu setelah tadi terpisah. :p
Lega banget gitu rasanya begitu lewat pintu gerbang, pengen
teriak-teriak 'Freedoom !' saking senengnya karena bisa nafas setelah
sepanjang jalan tadi cuman megap-megap. Sayangnya, begitu sampai di parkiran,
derita belum selesai. Motor susah keluar karena mojok banget tempatnya. Setelah
perjuangan keras sampe menahan marah karena dipanggil ibu mulu sama tukang
parkirnya, alhamdulillah Ana bisa mengeluarkan motor dari parkiran dan kami
bisa pulang. Fiuh.
Aku sampai di kos, jam 20.30 malam. Capek maksimal. Duduk dulu di
halaman depan sambil selonjorin kaki saking payahnya. Setelah itu aku langsung
mandi dan keramas lengkap dan pake balsem juga dan langsung tidur.
Kapok. Nggak lagi deh tahun depan begini.. ~( T ^ T ~)
Berikut dokumentasi dari AWe dan Teguh,